Budiman
Bakker (39) adalah salah satu pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas IIA
Ambon yang mengawali karir sejak tahun 2007 sebagai penjaga tahanan.
Dengan rutinitas pekerjaan yang sehari-hari berinteraksi dengan warga
binaan pemasyarakatan (WBP) membuat bakker mengenal berbagai macam
karakter dan bakat dari WBP. Melihat bakat yang dimiliki WBP
tersebut,muncullah ide kreatif dari pria yang biasa disapa Bakker
ini, untuk menuangkan ide kreatif dalam menciptakan inovasi yang
bernilai jual di masyarakat. Hal ini direspon baik oleh Ka. Subsi
Bimbingan Kerja Paimin Basir (48) dengan menyediakan sarana dan
prasarana untuk menunjang ide Bakker tersebut.
Karna
meski raga terkurung di balik jeruji besi, namun pemikiran tetap
bebas berkreasi. Kesedihan,
penderitaan, dan kegelisahan tidak selamanya dapat membunuh
kreativitas seseorang. Malah sebaliknya, kedua hal itu membuat
seseorang menjadi luar biasa kreatif. Bahkan, mungkin saja melahirkan
karya-karya yang inovatif.
Lewat
ide kreatif Bakker dan sentuhan tangan dingin dari beberapa WBP Rutan
Kelas IIA Ambon ini, menghasilkan berbagai macam kerajinan tangan,
salah satunya Lampu Hias, yang dibuat dengan memanfaatkan barang
bekas berupa pipa PVC, sebagai bahan utama. Dalam 1 hari dapat
dihasilkan 7-8 buah lampu hias, yang dikerjakan oleh 2-3 orang.
Dengan harga yang terjangkau, pembeli dapat memesan motif sesuai
selera yang diinginkan, ada yang bermotif komik, bunga, atau
kaligrafi Al-quran. Hasil dari penjualan lampu hias ini, dikoordinir
staf Bimkeg. Sehingga, setiap warga binaan mendapat upah sesuai yang
dikerjakan. Dengan penghasilan sendiri yang cukup lumayan untuk
melatih WBP agar lebih mandiri dan tidak tergantung dari orang lain.
Salah satu warga binaan yang merasakan adanya pelayanan dari Ka.Subsi
Bimkeg dan Bakker adalah A.A (30). Pria yang terjerat kasus pencurian
ini awalnya tidak bisa mendesain dan mengukir lampu hias. Namun,
berkat kerja kerasnya dengan dibimbing Bakker, Dia mampu mendesain
lampu hias dengan berbagai macam permintaan.
Dengan
adanya pengalaman tersebut, nantinya bisa menjadi bekal warga binaaan
ketika mereka kembali ditengah-tengah masyarakat. Kerajinan hasil
kreatifitas ini diletakkan diatas meja dan dipamerkan kepada keluarga
WBP yang sedang membesuk ke dalam Rutan Kelas IIA Ambon. Bahkan,
hasil kerajinan tangan berupa lampu hias ini, juga dibawa dalam
pameran Maluku Expo dalam rangka Pesparani Tingkat Nasional di Ambon
belum lama ini. “Kami terus berupaya membuat kreasi-kreasi yang
inovatif, sehingga hasil kerajinan yang kami ciptakan tidak monoton
dan lebih variatif”, tandasnya (Bakker).
0 komentar:
Posting Komentar