Jumat, 02 November 2018

PUNDI RUPIAH DIBALIK JERUJI BESI

Budiman Bakker (39) adalah salah satu pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas IIA Ambon yang mengawali karir sejak tahun 2007 sebagai penjaga tahanan. Dengan rutinitas pekerjaan yang sehari-hari berinteraksi dengan warga binaan pemasyarakatan (WBP) membuat bakker mengenal berbagai macam karakter dan bakat dari WBP. Melihat bakat yang dimiliki WBP tersebut,muncullah ide kreatif dari pria yang biasa disapa Bakker ini, untuk menuangkan ide kreatif dalam menciptakan inovasi yang bernilai jual di masyarakat. Hal ini direspon baik oleh Ka. Subsi Bimbingan Kerja Paimin Basir (48) dengan menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang ide Bakker tersebut.
Karna meski raga terkurung di balik jeruji besi, namun pemikiran tetap bebas berkreasi. Kesedihan, penderitaan, dan kegelisahan tidak selamanya dapat membunuh kreativitas seseorang. Malah sebaliknya, kedua hal itu membuat seseorang menjadi luar biasa kreatif. Bahkan, mungkin saja melahirkan karya-karya yang inovatif.
Lewat ide kreatif Bakker dan sentuhan tangan dingin dari beberapa WBP Rutan Kelas IIA Ambon ini, menghasilkan berbagai macam kerajinan tangan, salah satunya Lampu Hias, yang dibuat dengan memanfaatkan barang bekas berupa pipa PVC, sebagai bahan utama. Dalam 1 hari dapat dihasilkan 7-8 buah lampu hias, yang dikerjakan oleh 2-3 orang. Dengan harga yang terjangkau, pembeli dapat memesan motif sesuai selera yang diinginkan, ada yang bermotif komik, bunga, atau kaligrafi Al-quran. Hasil dari penjualan lampu hias ini, dikoordinir staf Bimkeg. Sehingga, setiap warga binaan mendapat upah sesuai yang dikerjakan. Dengan penghasilan sendiri yang cukup lumayan untuk melatih WBP agar lebih mandiri dan tidak tergantung dari orang lain. Salah satu warga binaan yang merasakan adanya pelayanan dari Ka.Subsi Bimkeg dan Bakker adalah A.A (30). Pria yang terjerat kasus pencurian ini awalnya tidak bisa mendesain dan mengukir lampu hias. Namun, berkat kerja kerasnya dengan dibimbing Bakker, Dia mampu mendesain lampu hias dengan berbagai macam permintaan.
Dengan adanya pengalaman tersebut, nantinya bisa menjadi bekal warga binaaan ketika mereka kembali ditengah-tengah masyarakat. Kerajinan hasil kreatifitas ini diletakkan diatas meja dan dipamerkan kepada keluarga WBP yang sedang membesuk ke dalam Rutan Kelas IIA Ambon. Bahkan, hasil kerajinan tangan berupa lampu hias ini, juga dibawa dalam pameran Maluku Expo dalam rangka Pesparani Tingkat Nasional di Ambon belum lama ini. “Kami terus berupaya membuat kreasi-kreasi yang inovatif, sehingga hasil kerajinan yang kami ciptakan tidak monoton dan lebih variatif”, tandasnya (Bakker).




0 komentar:

Posting Komentar